Manajemen produksi budidaya pembesaran ikan Nila
Penulis : Elmira Syahdanabila Rozak, Ruliyandi.
Pada tahun 2020 sektor perikanan di Indonesia berkontribusi terhadap PDB sebesar 2,80 persen. Salah satu komoditas perikanan unggulan yang diandalkan dalam sektor perikanan Indonesia adalah ikan Nila.
Jawa Barat merupakan sentra produksi ikan nila terbesar di Indonesia. Salah satu wilayah pengembangan kegiatan budidaya ikan nila di Jawa Barat yaitu berada di Kota Tasikmalaya adalah kelurahan Cibunigeulis, Kecamatan Bungursari. Kecamatan Bungursari merupakan wilayah yang unggul dalam sektor primer diantaranya pertanian dan perikanan. Potensi perikanan di Kecamatan Bungursari sangat tinggi karena didukung oleh faktor geografis, sosial dan demografi.
Di wilayah tersebut terdapat lokasi pembudidayaan ikan nila milik Bapak Dede Abdul Azis. Kegiatan usaha ini merupakan kegiatan usaha pembesaran ikan nila yang sudah berjalan sejak tahun 2008 hingga sekarang. Kendala yang dihadapi dalam budidaya pembesaran ikan nila yang dilakukan oleh Bapak Dede, hingga saat ini adalah tingkat produksinya masih belum mampu memenuhi permintaan pasar setempat. Sehingga perlu diperhatikannya penerapan manajemen produksi atau cara budidaya ikan yang baik. Dalam rangka menunjang hal tersebut maka dilakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui penerapan fungsi-fungsi manajemen produksi ikan nila meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) serta pengawasan (controlling).
Manajemen Produksi.
Manajemen agribisnis perikanan merupakan bagian dari ilmu manajemen yang mendalami mengenai pengelolaan bisnis di sektor perikanan. Dalam industri perikanan, agribisnis terdiri dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perikanan tangkap, budidaya, pengolahan hasil, jasa dan perdagangan dengan produk utamanya adalah hasil perikanan.
Budidaya pembesaran ikan nila milik Bapak Dede merupakan salah satu usaha di bidang perikanan. Usaha budidaya pemebesaran ikan nila ini dapat menghasilkan sampai 400kg ikan nila dalam satu kali panen dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar di Kota Tasikmalaya. Usaha pembesaran ikan nila ini dalam menjalankan kegiatan usahanya secara umum sudah menerapkan fungsi manajemen yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan pada proses produksi atau budidaya ikan nila.
Penerapan fungsi-fungsi manajemen pada budidaya pembesaran ikan nila milik Bapak Dede adalah sebagai berikut:
Perencanaan Produksi.
Kegiatan perencanaan produksi ikan nila yaitu di mulai dari perencanaan input yaitu benih ikan nila yang akan dibudidayakan. Hal ini termasuk pada perencanaan pemilihan mitra bisnis sebagai supplier atau pemasok benih ikan nila yang unggul. Usaha ini bermitra dengan tiga orang petani atau penjual benih ikan yang sudah bersertifikat. Pemilihan mitra dilakukan agar produksi ikan dapat berjalan dengan baik yang dimulai dengan merencanakan penggunaan benih unggul dari petani yang bersertifikat. Umur benih ikan nila yang dibeli dari petani adalah benih yang berusia dua bulan. Pemilihan benih yang unggul dapat meminimalisir risiko dalam pelaksanaan budidaya pembesaran ikan, seperti benih memliki ketahanan terhadap penyakit.
Kolam ikan yang akan digunakan untuk pembesaran ikan perlu direncanakan kesiapannya. Kegiatan persiapan kolam diantaranya meliputi kegiatan pengeringan tanah kolam, pembalikan tanah kolam, pengapuran, serta pemupukan tanah kolam. Selain itu dilakukan perencanaan terhadap pengairan kolam. Sumber air kolam ketika musim penghujan yaitu berasal dari selokan atau sungai kecil, tetapi jika musim kemarau tiba direncanakan melakukan pengairan melalui penyedotan sumur bor.
Pengorganisasian Produksi Ikan Nila
Usaha pembesaran ikan nila yang dijalankan oleh Bapak Dede telah menerapkan fungsi pengorganisasian pada proses produksinya dimana perusahaan menentukan arah dan sasaran yang ingin dicapai.
Pada proses budidaya pembesaran hingga panen membutuhkan waktu maksimal empat bulan dengan mempekerjakan tiga orang tenaga kerja dengan rincian satu orang tenaga kerja tetap dan dua orang tenaga kerja saat melakukan pemanenan. Segala proses dalam pembesaran ikan nila dilakukan secara terintegrasi dari seluruh sumber daya manusia yang bekerja sesuai dengan job description masing-masing.
Pelaksanaan Budidaya Pembesaran Ikan Nila.
Pelaksanaan budidaya pembesaran ikan nila milik Bapak Dede dimulai dengan memperhatikan kolam ikan yang telah dipersiapkan sebelumnya yaitu pengelolaan tanah dengan pemupukan tanah dan pengapuran. Pemupukan dilakukan untuk menumbuhkan pakan alami bagi benih ikan nila yaitu dengan menyuburkan pertumbuhan phytoplankton dan meningkatkan pertumbuhan zooplankton. Sedangkan pengapuran dilakukan untuk menyeimbangkan pH tanah. Setelah itu dilakukan pengelolaan air. Sumber air yang digunakan merupakan air dari sungai atau air hasil penyedotan sumur bor. Pemenuhan air untuk kolam dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit untuk mempercepat proses penguraian unsur-unsur organik yang dapat menyuburkan kolam.
Setelah kolam disiapkan selanjutnya dilakukan penebaran benih ikan nila. Setiap satu petak kolam ikan milik Bapak Dede akan ditebarkan 50kg benih ikan nila atau sekitar 4000 ekor benih ikan nila dengan ukuran panjang kurang lebih 7-8 cm.
Pembesaran ikan nila yang dilakukan adalah dengan sistem pembesaran secara monokultur. Pemberian pakan ikan nila, pakan yang diberikan selain dari pakan alami ikan nila diberi pakan buatan (pellet). Metode pemberian pakan ikan dilakukan secara Ad Libitum yaitu pemberian pakan kepada ikan hingga kenyang dan berhenti sesudahnya tanpa adanya persentase.
Dalam metode ini pakan tersedia dalam sebuah wadah dan dipastikan selalu tersedia kapanpun akan dikonsumsi oleh ikan. Jumlah pakan yang diberikan dalam selama proses pemeliharaan (2 bulan 1 minggu) menghabiskan sebanyak 8 karung atau setara dengan 240 kg, bila dirata-rata maka dalam satu hari menghabiskan pakan sebanyak 3,5 kg.
Pada kolam pembesaran ikan milik Bapak Dede juga menggunakan blower sebagai tambahan suplai oksigen bagi ikan nila. Proses pembesaran ikan dilakukan maksimal empat bulan sampai panen. Setelah ikan sudah dalam ukuran siap panen, ikan akan dipanen secara manual dengan menggunakan sirib dan memperhatikan ukuran serta kelayakan kondisi ikan untuk selanjutnya dijual. Dalam satu bulan terdapat dua petak kolam ikan yang akan dipanen dan menghasilkan sekitar 400kg ikan. Setelah melakukan penyortiran kualitas dan ukuran ikan selanjutnya ikan nila akan dikemas dengan plastik besar yang berisi air dan gas oksigen.
Pengawasan Produksi Ikan Nila
Fungsi terakhir yang harus diselesaikan dalam manajemen adalah pengawasan. Proses pengawasan dilakukan mulai dari pemilihan benih ikan nila yang berkualitas dari petani bersertifikat. Pengawasan ini dilakukan dengan melakukan pengecekan ulang terhadap benih ikan yang dibeli seperti melihat dari ukuran, umur benih, warna, keturunan dan kesehatan benih ikan.
Kegiatan pengawasan juga dilakukan dalam pembesaran ikan diantaranya pengawasan terhadap pakan yang diberikan, pakan diberikan harus dengan terukur jumlah nya jangan sampai pemberian pakan terlalu banyak dan tidak terkontrol. Apabila pakan yang diberikan terlalu banyak maka akan merugikan terhadap ikan yang dipelihara karena sisa-sisa pakan yang tidak termakan oleh ikan akan menyebabkan racun dan penurunan kualitas air kolam.
Pengawasan yang tak kalah penting adalah pengawasan terhadap tingkat kualitas air kolam, beberapa parameter kualitas air kolam yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan nila yaitu seperti pH, suhu, oksigen terlarut dan kecerahan air. Nilai pH air yang optimal untuk budidaya ikan nila adalah sebesar 6,5 – 8,5. Suhu air kolam untuk budidaya ikan nila yaitu sebesar 25-30 derajat celcius, oksigen terlarut minimal 5 ppm dan tingkat kecerahan air kolam yaitu berkisar antara 20-30 cm.
Kesehatan ikan nila juga perlu dijaga dan diperhatikan karena apabila ikan mengalami sakit maka pertumbuhan ikan akan terhambat. Pengawasan akan adanya penyakit yang mungkin menyerang ikan dan menyebabkan kerugian. Pencegahan terhadap hama penyakit merupakan hal yang dianggap lebih baik daripada mengobati ikan yang telah sakit. Mengontrol kualitas air, dengan mengecek saluran pemasukan air merupakan bagian dari pencegahan terhadap hama dan penyakit yang mungkin dapat menyerang ikan.